Pemkab Labuhanbatu Bangun TPSS Dekat Pemukiman Dan Yayasan Pendidikan YPPPR, Ini Keluhannya

Labuhanbatu,Bantengmetro.com. Keberadaan Tempat Pembuangan Sampah Sementara (TPSS) berdampingan dengan pemukiman warga tentunya bukan suatu kebijakan yang tepat, selain tidak mengasyikkan bagi warga sekitar karena bau yang  ditimbulkannya bau tidak sedap, namun juga dapat mencemari lingkungan dan mengakibatkan timbulnya penyakit.

Demikian halnya yang dirasakan Ripin, pemilik toko Aneka Plastik Rantauprapat hanya berjarak sekitar 50 meter dari TPSS yang berada dijalan Wolter Monginsidi itu

Ripin mengeluhkan bau tidak sedap yang berasal dari TPSS, dijelaskannya penjualan toko miliknya jauh berkurang karena pelanggannya merasa tidak nyaman akan bau busuk menyengat dari TPSS.

"Banyaklah bang berkurang (penjualan), air sumur aja kalau hujan dia bau, kayak air paritlah baunya, makan pun tidak selera", keluhnya.

Dengan kondisi itu Ripin berharap kepada Pemkab Labuhanbatu agar TPSS dekat dengan tokonya segera dipindahkan.

"Berharaplah bang (dipindahkan), sudah puluhan tahun saya tinggal disini", ungkapnya.

Selain keluhan warga, dampak negatif dari keberadaan TPSS diareal eks pasar baru itu, juga membuat pihak pengelola Yayasan Perguruan Panglima Polem Rantauprapat (YPPPR) menyurati Bupati Labuhanbatu karena merasa keberatan dan meminta agar TPSS tersebut segera direlokasi ketempat lain.

Surat dengan nomor 440/YPPR/V/2022 yang ditanda tangani Ketua Organ Pengurus YPPPR, Candra Billy  tertanggal 27 Mei 2022 menyebutkan, tempat penampungan sampah tersebut, dibangun persis dibelakang sekolah SD YPPPR yang jaraknya sekitar 10 meter dari dinding sekolah.

Dalam surat itu disebutkan YPPPR keberatan dengan adanya TPSS karena dampak dari tempat pembuangan sampah itu menimbulkan bau busuk yang menyengat keruang belajar murid, sehingga menganggu kegiatan belajar mengajar disekolah tersebut.

Chandra Billy menyampaikan kekecewaannya karena hingga saat ini pihak Pemkab belum merespon surat yang dilayangkan pihaknya.

"YPPPR merasa kecewa kepada pemkab Labuhanbatu karena sampai saat ini belum ada tindaklanjut atau tanggapan dari pemkab", ujarnya.

Untuk itu diharapkannya Pemkab Labuhanbatu responsif terhadap keluhan warga karena sangat mengganggu proses belajar mengajar

"Kami berharap agar direlokasi, karena bau yg ditimbulkan sangat mengganggu proses belajar mengajar bang", ketusnya.

Selain itu, Billy Chandra juga mengungkapkan jika pihak orangtua siswa juga sudah sering mengeluhkan bau busuk menyengat kepihaknya sebagai pengelola yayasan.

"Orangtua siswa juga merasa keberatan dengan kondisi bau yg ditimbulkan dan menjadi beban bagi pihak yayasan dan pihak yayasan merasa malu kepada orangtua siswa", pungkasnya, Minggu (07/082022). (Red).

Posting Komentar

0 Komentar