SMKN 1 Pangkatan Dari Tahun Ke Tahun Siswa Berkurang, Gaji Honor Meningkat Tajam


Bantengmetro.com,Labuhanbatu,-Meningkatnya kinerja seorang kepala sekolah (Kepsek) dapat dilihat dengan bertambahnya jumlah siswa, yang akan menimba ilmu disekolah tersebut, Sabtu (24/05/2025).

Kepemimpinan kepsek menjadi satu barometer, dalam menilai baik buruknya performance sekolah, serta keberhasilan bagi peserta didik yang dibinanya.

SMKN 1 Pangkatan, Kab. Labuhanbatu, dalam tiga tahun terakhir, terus mengalami pengurangan jumlah siswa, dan secara drastis dari tahun 2022 ke 2025.

Pada tahun 2022, menurut data yang diperoleh, jumlah siswa di SMKN 1 Pangkatan berjumlah 629 siswa, terjadi penurunan yang signifikan tahun 2025 hanya berjumlah 533 siswa, maka terdapat selisih penurunan sebanyak 96 orang siswa.

Mungkin saja ada banyak faktor penyebabnya, seperti orang tua yang memilih untuk memindahkan anak-anak mereka ke sekolah lain, atau tidak mendaftarkan anaknya, karena kurang puas dengan kinerja kepala sekolah dan kualitas pendidikan di sekolah tersebut.

Anehnya, berkurangnya jumlah peserta didik disekolah SMKN 1 Pangkatan, tidak membuat pengeluaran pembayaran honor menurun.

Pada tiga poin penggunaan dana BOS sesuai juknis (petunjuk teknis) justru mengalami kenaikan yang signifikan.

Ketiga poin penggunaan anggaran dana BOS, sangat mencurigakan dan layak untuk dipertanyakan, seperti berikut:


1. Administrasi kegiatan sekolah;

2022: Rp 168.021.500,- (629)

2023: Rp 288.286.600,- (602)

2024: Rp 364.931.350,- (587)


2. Pembayaran honor:

2022; Rp 194.040.000,- (629)

2023: Rp 170.040.000,- (602)

2024; Rp 276.220.800,- (587)


3. Penyediaan alat multi media pembelajaran:

2022: Rp 64.436.000,-   (629)

2023: Rp 0                      (602)

2024: Rp 109.275.000,- (587)

Pada poin administrasi kegiatan sekolah tahun 2023 mengalami kenaikan Rp 120.265.100 dari sebelumnya tahun 2022 sebesar Rp 168.021.500,-

Dan jika dikalkulasikan dengan anggaran tahun 2024, kenaikan biaya administrasi kegiatan sekolah, lagi-lagi mengalami kenaikan sebesar Rp 196.909.850. menjadi Rp 364.931.350.

Demikian halnya pada poin Pembayaran honor, erat kaitannya dengan jumlah murid atau rombel, akan tetapi yang terjadi di SMKN 1 Pangkatan, jumlah rombel berkurang namun pembayaran honor justru meningkat, 

Tahun 2023, jumlah anggaran dana BOS untuk Pembayaran honor sebesar Rp 170.040.000,-, namun tahun 2024 bertambah Rp 106.180.800, menjadi Rp 276.220.800

Dikhawatirkan, banyak anggaran yang digunakan untuk hal-hal yang tidak prioritas, seperti, pembelian peralatan yang tidak digunakan, dan lain-lain.

Pada poin Penyediaan alat multi media pembelajaran, Kepsek SMKN 1 Pangkatan, Asnidawati sebagai Kuasa Pengguna Anggaran (KPA) mengucurkan dana BOS hingga ratusan juta.

Dana sebesar Rp 109.275.000, belum diketahui kemana penggunannya, mengingat tahun sebelumnya, SMKN 1 Pangkatan telah membelanjakan puluhan juta rupiah pada poin yang sama.

Penggunaan anggaran dana BOS yang asal-asalan, bahkan diduga telah terjadi penyelewengan anggaran, sejalan dengan sikap Asnidawati yang tidak transparan, karena selalu menghindar dan tidak koperatif dengan media.

Atas hal itu, Redaksi Bantengmetro akan segera menyurati kepsek SMKN 1 Pangkatan, Asnidawati, untuk mendapatkan informasi demi kepentingan masyarakat, dan demi pemberitaan yang seimbang.

Sebab penyalahgunaan wewenang merupakan perbuatan tindakan pidana, yang harus dipertanggungjawabkan dihadapan hukum.

Seyogianya, para pemangku kepentingan yang bertugas melakukan pengawasan, sudah seharusnya mengambil tindakan tegas, dan segera melakukan sidak kepada kepsek yang bersangkutan.

Kinerja kepala sekolah tersebut dipertanyakan oleh banyak pihak, termasuk orang tua siswa dan masyarakat. 

Banyak yang merasa bahwa kepala sekolah tidak mampu mengelola sekolah dengan baik, dan tidak memiliki visi yang jelas untuk meningkatkan kualitas pendidikan.

Jika situasi di sekolah tersebut tidak segera diperbaiki, maka masa depan sekolah tersebut terancam. Sekolah yang dulunya menjadi pilihan utama bagi banyak orang tua dan siswa, kini menjadi kurang diminati dan berpotensi mengalami kesulitan keuangan (JB).

Posting Komentar

0 Komentar